Biografi Fiersa Besari

 


Fiersa Besari

Pria kelahiran Bandung ini telah menerbitkan buku yang sangat diminati di pasaran dari tahun 2016 hingga 2019. Buku pertama yang berjudul ‘Garis Waktu’ memiliki tulisan menarik dalam penyajian gaya sastra yang terkadang harus dibaca 1-2 kali, namun tetap mudah dimengerti dan memiliki arti yang sangat dalam bagi pembacanya. Selain menulis buku, ia juga merupakan seorang musisi. Fiersa telah merilis 3 album yaitu 11:11, Tempat Aku Pulang, dan Konspirasi Alam Semesta. Ketiga album yang telah ia rilis juga kerap dijadikan playlist wajib yang harus ada di beberapa radio hingga acara musik.

Kegemarannya dalam menulis serta menciptakan lagu dengan gaya sastra yang indah, tak banyak orang tahu bahwa pria kelahiran Bandung ini adalah seorang pendiri komunitas pecinta buku. Komunitas yang ia dirikan diberi nama ‘Pecandu Buku’. Komunitas ini bergerak di bidang literasi yang nantinya bertujuan untuk menyebarkan virus membaca kepada para anggotanya. Hal positif yang didapatkan oleh anggota komunitas ini selain kegemaran dalam membaca, mereka juga sering membuat ulasan buku yang telah mereka baca dan mengunggahnya ke dalam media sosial.

Hal unik lain yang melekat pada penulis ini adalah seseorang yang menggemari sesuatu berbau petualangan yang telah membawanya ke titik penemuan dalam dirinya dan dengan berpetualang ia mendapatkan banyak inspirasi untuk menulis karya-karyanya. Fakta lain yang melekat pada Fiersa adalah ia tetap eksis di sosial media Twitter meski memiliki banyak penggemar di sosial media lain. Ia kerap membagikan pertualangannya di tempat-tempat indah di Indonesia. Cuitan yang ia keluarkan pun kerap mengundang banyak respon dari beberapa pengikut setianya karena bagi mereka sangat mewakili perasaan serta hati mereka pada saat itu. Cuitan yang ia bagikan pada pengikut setianya mulai dari hal-hal lucu hingga kutipan puisi atau sajak indah buatannya. Bahkan pada hari ulang tahunnya pada 3 Maret 2019, hastags #HBDFiersaBesari berhasil menduduki peringkat pertama dalam trending topic di Twitter.

Selain itu, ia juga aktif membagikan petualangannya melalui akun Youtube dalam bentuk video dengan jumlah subscriber mencapai 1,36 juta. Di dalam channel Youtube-nya, ia kerap membagikan kesukaannya dalam bidang fotografi dan tips menulis buku. Pria yang kerap disapa ‘Bung’ ini, memiliki kehidupan pribadi yang banyak disorot oleh beberapa lapisan pemuda Indonesia. Ia awalnya dikenal sebagai lelaki yang hidup dan besar dari keluarga sederhana yang berada di Kota Bandung. Teman-temannya pada saat itu hanya mengenalnya sebagai laki-laki tampan yang memiliki kegemaran menulis di laman Facebook-nya dengan kata-kata seperti dilanda kesedihan. Hal tersebut membuat teman-temannya berprasangka bahwa ia sedang melewati masa-masa sedih.

Setelah ia lulus, nama Fiersa sudah tidak terdengar di kehidupan perkuliahannya, lalu pada akhirnya dia dikenal banyak orang karena kegemarannya dalam membuat karya sastra puisi. Kehidupan dirinya kemudian dimulai dari kegemarannya tersebut. Seiring berjalannya waktu, pria kelahiran Bandung tersebut merupakan salah satu tokoh yang akhirnya memanfaatkan Twitter sebagai bagian dari kegemarannya dalam menulis. Akun Twitternya dipenuhi dengan tulisan-tulisan yang berbau romansa cinta atau seluruh hal yang berkaitan dengan dunia cinta.

Tidak hanya itu, ia juga kerap membuat cuitan mengenai beberapa film yang akan tayang dan juga membagikan aktivitas yang sedang ia jalankan. Hal ini membuat sebagian lapisan masyarakat mengetahui beberapa hal yang Fiersa lakukan. Lain halnya dengan channel Youtube-nya, ia membuat video layaknya seorang vlogger. Ia menjadikan dirinya menjadi tokoh yang membagikan ceritanya mengenai bermusik, menulis, hingga kegiatan editing videonya. Penulis buku ’11:11’ yang lahir di Kota Bandung ini diketahui telah menyelesaikan pendidikannya di STBA Yapari ABA Bandung. Ia merupakan mahasiswa lulusan Sastra Inggris yang pada akhir semesternya jatuh cinta pada Sastra Indonesia. Tidak banyak lapisan masyarakat khususnya kaum muda mengetahui seluk beluk pendidikan yang telah dijalani olehnya. Sebagian besar hanya mengetahui di mana tempat ia berkuliah dan menyelesaikan masa kuliahnya. Selepas menamatkan pendidikannya di Sastra Inggris, ia tak melanjutkan kembali pendidikannya.

Fiersa langsung terjun ke dunia musik dan menulis. Ia langsung membuka studio rekaman dan mengeluarkan albumnya. Pendidikan yang sebelumnya ia dapatkan, kemudian ia tuangkan ke dalam karya sastra Indonesia. Banyak lapisan pihak mengira bahwa ia berputar arah untuk terjun ke dunia Sastra Indonesia dengan segala kemampuan yang ia miliki. Hal tersebut ia buktikan melalui tulisan-tulisan yang awalnya ia bagikan di laman Facebook, kini tulisannya merambah ke dunia kaum muda di berbagai sosial media.

Fiersa Besari mengawalinya menjadi seorang musisi dan dikenal sebagai musisi indie yang berasal dari Bandung. Ia mulai aktif bermusik sejak bergabung dengan band indie post rock Climateric sebagai vokalis. Band tersebut berhasil meriliskan album '11:11′ pada tahun 2012 kemudian melanjutkan merilis dua album berikutnya yaitu 'Tempat Aku Pulang' dan 'Konspirasi Alam Semesta'. Pada tahun 2012, Bung membuat dan merilis albumnya yang berjudul ’11:11’ yang akhirnya sangat laku dipasaran. Tahun berikutnya yaitu 2013, ia kembali menerbitkan albumnya ‘Tempat Aku Pulang’. Album tersebut berisi perpisahan dalam perjalanannya berkeliling Indonesia untuk menemukan jati dirinya.

Fiersa juga memutuskan untuk menutup studionya dan hengkang dari bisnis tersebut. Kembalinya ‘Bung’ dengan merilis beberapa mini album pada 2013 membuatnya semakin lebih kritis dalam berkarya. Kemudian pada tahun 2014, ‘Tempat Aku Pulang’ telah berhasil dilengkapi dengan jumlah 14 lagu di dalam albumnya. Launching album yang ia lakukan di sebuah kafe di Bandung membuatnya berhasil menjual sekitar 600 dari 1000 keping CD yang telah dicetak. Album yang laku dipasaran tersebut membuat ‘Bung’ dan manajemennya meningkatkan promosi melalui sosial media, seperti iTunes. Bukan hanya dalam bentuk seni musik, Fiersa juga bergerak dalam bidang penulis sastra yang kini telah membesarkan namanya. Pada September 2016 hingga saat ini, Fiersa telah berhasil menerbitkan 5 buku yang melejit masuk kedalam best seller, meliputi ‘Garis Waktu’ (2016), ‘Konspirasi Alam Semesta’ (2017), ‘Catatan Juang’ (2018), ‘Arah Langkah’ (2018), dan Albuk ‘11:11’ (2018). Buku ‘Garis Waktu’ berhasil terjual hingga mencapai sepuluh ribu eksemplar. Seiring berjalannya waktu, ia menerbitkan kembali karyanya pada tahun 2019 yang bertajuk ‘Tapak Jejak’ yang merupakan sekuel dari ‘Arah Langkah’.



sumber https://bahasa.foresteract.com/biografi-fiersa-besari/4/

Komentar